Yah,pipimu memanas, badanmu menghangat. Kalau saja dikartunkan, pasti sudah ada uap yang keluar dari telingamu. Mata tidak ketinggalan ambil bagian, air mata menetes seperti es yang mencair akibat global warming.Walah, patah hati saja begitu, bagaimana kalau melihat dunia hancur dan orang-orang yang kau sayangi mati!!!!
Liat sisi baik dari semua ini, dia mempersiapkanmu untuk bersedih. Tuhan dari negeri timur mengirimnya untukmu. Dia tahu, kau begitu riang, dan matamu…oh matamu itu menantang dunia. Dunia begitu menyambut tantanganmu,dan dia pun menyerah! Dia membiarkanmu menelusuri tubuhnya, membiarkanmu melombat-lompt ke berbagai benua. Tuhan mengirimnya karena kau tidak tahu banyak hal di dunia ini yang bisa membuatmu sedih, bahkan dunia menyembunyikan kelamnya lembah darimu. Kau begitu ceria, kau kuat tapi kau tidak kenal luka! Orang tuamu tidak mengajarimu untuk terluka. Padahal kelahiran itu LUKA. Kau dekat sekali dengan luka, tapi tidak mengenalnya. Kau menyedihkan.
Sekarang kau sudah tahu rasanya sakit dan sedih.kau bisa bermain lagi, dan lebih hati-hati terhadap kelamnya lembah dan lautan dalam. Sedangkan dia, jangan terlalu pedulikan. Dia mencari orang-orang yang tidak pernah terluka, dan segera mengajarinya tentang luka.
-5 agustus ’08-
No comments:
Post a Comment