Monday, 21 June 2010
newly page !
This is my fourth blog, all previous blogs is obsolete now. 1 left, biuslokal.multiply.com, but being treated like a old and useless shoes. So why I should make a new blog? add virtual trashes? nooo...writing is basic need, equal with eating, fu**ing, socializing, etc. I have been ignoring this need for long time, and I guess that's the missing point which make me anxious.
So, friends, please read me.
Sunday, 20 June 2010
belajar patah hati
Yah,pipimu memanas, badanmu menghangat. Kalau saja dikartunkan, pasti sudah ada uap yang keluar dari telingamu. Mata tidak ketinggalan ambil bagian, air mata menetes seperti es yang mencair akibat global warming.Walah, patah hati saja begitu, bagaimana kalau melihat dunia hancur dan orang-orang yang kau sayangi mati!!!!
Liat sisi baik dari semua ini, dia mempersiapkanmu untuk bersedih. Tuhan dari negeri timur mengirimnya untukmu. Dia tahu, kau begitu riang, dan matamu…oh matamu itu menantang dunia. Dunia begitu menyambut tantanganmu,dan dia pun menyerah! Dia membiarkanmu menelusuri tubuhnya, membiarkanmu melombat-lompt ke berbagai benua. Tuhan mengirimnya karena kau tidak tahu banyak hal di dunia ini yang bisa membuatmu sedih, bahkan dunia menyembunyikan kelamnya lembah darimu. Kau begitu ceria, kau kuat tapi kau tidak kenal luka! Orang tuamu tidak mengajarimu untuk terluka. Padahal kelahiran itu LUKA. Kau dekat sekali dengan luka, tapi tidak mengenalnya. Kau menyedihkan.
Sekarang kau sudah tahu rasanya sakit dan sedih.kau bisa bermain lagi, dan lebih hati-hati terhadap kelamnya lembah dan lautan dalam. Sedangkan dia, jangan terlalu pedulikan. Dia mencari orang-orang yang tidak pernah terluka, dan segera mengajarinya tentang luka.
-5 agustus ’08-
titik temu
Bumi ini bulat,
jangan berlari kalau ingin menghindariku
karena kita akan berjumpa di satu titik
lagi
lagi
lagi
melampaui batas ruang dan waktu
kamu anggap itu terbang
kamu anggap aku cuma bisa bawa kamu terbang?
bukan! bukan itu! masalahnya kamu tidak kasih ruang buat aku berpijak.
itu saja.
sesekali, coba salahkan dirimu.
mengaku salah dan kalah itu indah.
kalau sudah berani mengaku kalah dan salah
duduk disampingku, pejamkan matamu
dan imajinasikan semua hal yang kau percayai
note: satu ruangan akan selalu kubersihkan, supaya kamu bisa datang kapan saja, kalau kamu mau.
obsolete heart
membuatku tidak kehilanganmu
setiap pagi, kuikuti jejak itu
sorenya, aku pulang mengikuti jejak itu
aku lelah
aku berputar-putar
aku ingin tersesat
ingin hilang
tapi jejak itu tak terhapus
aku mengikutinya setiap hari
sambil membuat jejak baru
April 28, 2007
Ijen Trip
27 May 2010 yang kebetulan long weekend, saya, Ida, Angie, Hasan, Ratih, Trevor, Justine, Yudi berangkat ke Kawah ijen. Sebagian dari mereka merupakan kawan dari couchsurfing. Awal perjalanan lumayan ‘kacau’. Mobil sewaan seharusnya sampai di kantor saya jam ½ 6, akan tetapi karena sopirnya lupa membawa STNK, maka dia harus kembali ke rumahnya di nusa dua untuk mengambil STNK. Berhubung long weekend, macet panjang terjadi dari Jimbaran-Kuta. Mobil akhirnya diantar ke Renon pukul ½ 9. Rencana untuk berangkat pukul 7an buyar. Pukul 9, team komplit, kita berangkat dari Gatot Subroto.
Pukul 00.00 WITA atau pukul 23.00 WIB, kami sampai gilimanuk. +/- 1 jam, kami sampai di Banyuwangi. Jetlag nih, blah, berasa perjalanan ke eropa . Gantian menyetir, Yudi menggantikan saya yang sudah menyetir +/- 3 jam. Untuk ke arah kawah Ijen, kami disarankan untuk melewati Situbondo. Jalur banyuwangi jalannya terjal, apalagi dalam situasi hujan. Mobil avanza dengan 8 orang penumpang benar-benar diragukan kemampuannya. Saran ini kami dapat dari milis indobackpacker dan bapak-bapak yang kami tanyai saat ngopi di Banyuwangi. Bila melewati Jalur Situbondo, butuh 3 jam perjalanan. Dari Situbondo ke Kawah Ijen, sekitar 3 jam lagi. Mendaki ke Kawah Ijen +/- 2 jam. Untuk meringkaskan 3 jam, kami memutusan melewati Banyuwangi. Nekad !!! 2 jam kemudian, jalanan ke Kawah mulai menanjak, terjal dan licin. Tikungan pertama berhasil. tikungan kedua, semua penumpang harus turun, berhasil. tanjakan ketiga, kami turun dan gagal. mobil nyusruk, tidak kuat mendaki dan ban berputar ditempat. Saya, Trevor, Justine dan Hasan sekuat tenaga mendorong mobil dan Yudi sekuat tenaga mengendalikan mobil. Gagal !!! Panik atas kondisi mobil, kami memutuskan untuk balik arah dan melewati jalur Situbondo. 5 menit perjalanan turun, kami bertemu truk yang menuju Ijen untuk mengangkut sayur mayur. Kami menyapa mereka dan bercerita tentang sulitnya menanjak. Pak Roso, salah satu orang di truk menantang kami : Masak gak bisa? saya aja sering bawa Avanza, Panther, Innova !!! Ini dah deket ke Ijen, kalo kalian ke Situbondo bakal muter jauh”, Ujarnya. Akhirnya dia menawarkan bantuan, Kami bertujuh naik truk sayur berisi kubis, sedangkan Yudi tetap di mobil Avanza !!! It was great...kami berdiri di truk dan terguncang-guncang akibat medan jalan yang sangat tidak bersahabat. Mobil Avanza sempat terperosok lagi, tapi sopir-sopir truk itu memang canggih, 3 orang dari mereka pun menarik mobil. Menarik bukan mendorong !! Pukul 3 WIB sampailah kami di Kaki Gunung Ijen ! Bravo, Pak Roso dan kawan-kawan menghemat 5 jam kami. Kami memberi seratus ribu rupiah kepada mereka, mereka menolak. Kami memaksa mereka untuk menerima karena penghematan waktu 5 jam sangat berharga buat kami, baik dari sisi waktu dan tenaga.
Pukul 4 WIB kami mulai menanjak. Rute ke kawah Ijen tidak terlalu berat, jalannya sudah dibuat ramah terhadap pendaki amatir. Kami tidak perlu khawatir tersesat. hanya perlu menyiapkan tenaga untuk melewati tanjakan-tanjakan. Belum seperelapan menanjak, Ida tampak sudah kehabisan tenaga. kami beristirahat sebentar. Akhirnya kami memutuskan berpencar, group pertama Trevor, Justine, Ratih, Hasan, Angie dan saya. Tak lama kemudian, Trevor, Justine, Hasan meninggalkan Ratih, Angie dan saya. Saya sebenarnya ingin bareng mereka, tapi tidak mau meninggalkan Ratih dan Angie berdua, saya memutuskan mengikuti ritme mereka. Berhenti sejenak memandang bulan purnama yang bersinar penuh, menambah energy untuk tetap menanjak. Pukul 5 WIB kami mendekati kawah, langit mulai agak terang dan jalan mulai landai. Saya meninggalkan Angie dan Ratih, full speed ke Kawah, berusaha menyapa matahari terbit. Pukul 5.30 saya sampai di kawah, matahari terbit ogah muncul dihalangi mendung. Saya sendiri di pinggir kawah, Hasan , Trevor dan Justine entah di sisi mana gunung. Saya berteriak dan sisi gunung menggaungkan teriakan itu, Hasan…san..san…san..san….L
Saya seperti anak hilang, duduk menikmati gunung dan kawah sambil menikmati sebungkus craker
Di atas gunung, saya bertemu dengan penambang-penambang belerang. Rata-rata mereka mengangkut 80 kilogram sekali jalan dari atas gunung ke bawah. Normalnya mereka 2x mengangkut dalam sehari. satu kilo belerang dihargai Rp. 600. Artinya, untuk sekali jalan mereka dibayar Rp. 48,000. Rp. 48,000 untuk beban berat dan medan terjal. Mereka bekerja untuk sebuah institusi penambangan, saya tidak yakin institusi mereka menyediakan asuransi untuk pekerjaan beresiko itu. Menyedihkan.
Pukul 7.30, Ida dan Yudhi muncul. alon alon asal kelako, ya ya Bu Ida? saat itu saya sadar, semua udah terpencar. Yudhi langsung turun ke crater, saya dan Ida memutuskan turun. Kaki, betis, badan saya sudah mau rontok akibat kurang istirahat. Saya dan Ida berjalan santai sekali ditengah hujan.
Pukul 11an, saya dan Ida sampai di kaki gunung. Sepuluh pisang goreng ternikmat di dunia + indomie terenak sejawa timur berpindah ke tempat ke lambung saya. Setelah makan, kami lanjut ke air terjun. Saya memutuskan tinggal di mobil dan tidur sejenak, sakit kepala muncul tak tertahankan. setelah air terjun, kami ke pemandian air panas yang mengandung belerang. Tempatnya tida terurus, kolamnya berukuran 4x4 meter dan terlihat jorok. tapi karena badan pegal dan sakit kepala, saya merendamkan diri sejenak. Sakit kepala saya hilang dan badan sedikit enteng
TTL, tiba-tiba-lapar, di kabupaten kecil bernama Sempol (daerah tanpa sinyal henpon), kami mampir di warung kecil. Pecel + mie mendarat sukses di perut. setelah kenyang, perjalanan menuju Bali pun dilanjutkan….
menjadi asing
aku membangun impian seperti balok-balok kayu
balok-balok itu akan sangat rapuh dalam prosesnya
ah, bagaimana kalo aku nikmati saja tanpa takut
selama balok-baloknya jatuh kebawah, tentunya bisa kupungut dan kubangun ulang
mimpiku pun tak jatuh kemana
tetap dibawah kakiku
tetap terjangkau tangan
II
aku ini orang asing
aku tidak sendiri
aku ini bukan orang asing
dan aku sendiri
kamu bukan orang asing dan tidak sendiri
menjauhlah
III
teka tekinya belum selesai
beri waktu sedikit lagi, hampir kutebak teka-tekimu
ah, bagaimana kau bisa menemaniku sekarang?
jangan kau habiskan waktumu menungguku memecahkannya
lebih baik kau kesana, bermainlah dengan burung nazar yang siap memangsa mayat segar
aku butuh sedikit waktu lagi
Denpasar, 26 Des 2008
memborong cinta !
aku akan bangun pagi dan bergegas ke pasar
aku akan memborong cinta
akan kucampur cinta dalam sayur sop kesukaanku
kutambah garam
sedikit mecin
kucicipi
ahhh,,sedap
semakin lama, cinta semakin murah
dijual dimana-mana
dan bisa ditawar
ah. senang
Denpasar, 010109
*hepi nu year for my self
love ur self, then love another
another version of brand new page !
start over.
run
start over
move on
ahhh... a bottle of beer would make life so good.